Kamis, 18 Juni 2020

Berjuang 91 Hari Hadapi Corona, Warganet ini Bagikan Kisah dan Biaya Pengobatan. Capai Puluhan Juta!





Siapa juga sekarang ini tentunya dihantui rasa cemas serta ketakutan terjangkiti virus corona. Selain virus yang menyebabkan penyakit COVID-19 ini benar-benar menyebar, angka kematiannya juga terus makin bertambah. Di samping harus menutup diri, pasien sering memerlukan proses perawatan yang lama.

Itu yang dirasakan seorang warganet dengan account namanya Juno (@jtuvanyx). Lewat Twitter, ia memaparkan ongkos yang perlu dibayar olehnya waktu jalani penyembuhan COVID-19 semasa tiga bulan. Dari info warganet itu, ongkos penyembuhan yang dia mengeluarkan capai beberapa puluh juta rupiah! Sebenarnya, ongkos ini dapat dibayar gunakan BPJS tidak sich? Yuk baca keterangan selengkapnya.

Ini ongkos perawatan gw sblm masuk Wisma Olahragawan dahulu. Krn hasil swab blm keluar jd mengacu pd diagnosis Bronchopneumonia (BP).

Kalau ada tmn/kenalan kalian yang bkeliaran di luar tnp masker serta gak soc distancing sodorin tagihan ini saja

Warganet dengan account namanya Juno bagikan pengalamannya di Twitter pada 9 Juni yang lalu. Lelaki yang malas menyebutkan nama aslinya ini sempat diserang COVID-19 serta berusaha melawannya semasa 91 hari. Saat akan dirawat di Wisma Olahragawan, ia pernah jalani penyembuhan di dalam rumah sakit swasta dengan ongkos pribadi. Pada 9 Juni yang lalu, ia mengupload perincian beberapa ongkos perawatannya yang capai Rp33.794.977. Awalannya ia bayar ongkos tersebut, lalu ajukan klaim ke asuransi serta uangnya ditukar hampir semuanya.

Ongkos seputar Rp33 juta itu cuma meliputi perawatan pertama Juno di dalam rumah sakit swasta semasa 9 hari. Selanjutnya, ia dirawat untuk yang ke-2 kalinya semasa semingguan dengan ongkos seputar Rp37 juta. Jadi keseluruhan biayanya ialah Rp70 juta. Ongkos itu termasuk besar untuknya, tapi Juno mengucapkan syukur sebab ia tidak alami sesak napas. Karena pasien yang sesak napas harus dirawat dengan alat spesial yang biayanya capai beberapa ratus juta rupiah.

Sarana di Wisma Olahragawan
Lelaki berumur 35 tahun ini alami tanda-tanda COVID-19 pada 13 Maret yang lalu. Ia diserang batuk serta demam. Selanjutnya pada 16 Maret, Juno memeriksa diri ke dokter serta dikasih resep beberapa obat biasa. Tapi, keadaannya malah semakin kronis meskipun telah minum obat semasa 3 hari. Ia juga ke rumah sakit swasta serta harus jalani rawat inap semenjak 20 Maret.

Juno jalani tes swab disana. Sesudah dirawat semasa sembilan hari, ia diperkenankan pulang untuk menanti hasil tes sekalian menutup diri. Lalu hasilnya keluar serta rupanya Juno positif COVID-19. 2 hari selanjutnya, Juno ke Wisma Olahragawan untuk mendapatkan perawatan standard. Waktu itu ia alami ngilu di dada serta batuk-batuk. Semasa 1-5 hari karantina disana, Juno dikasih obat klorokuin, obat batuk, serta vitamin. Ia jalani lab rontgen, EKG (kontrol jantung), cek darah, serta kontrol tekanan.

Semasa sebulan di Wisma Olahragawan, Juno lakukan tes swab sekitar 4 kali. Dua tes yang pertama dipastikan positif, sedang yang dua paling akhir telah negatif. Ia juga diperkenankan pulang serta dipastikan pulih dari Covid-19. Tapi, Juno masih merasai beberapa tanda-tanda hingga ia kembali pada rumah sakit swasta. Sesudah jalani perawatan lumayan lama, Juno lakukan tes swab lagi serta dipastikan negatif COVID-19. Ia juga diperkenankan pulang serta lakukan karantina mandiri. Keseluruhan waktu Juno berusaha hadapi COVID-19 ialah 91 hari.

Pasien corona serta tenaga kesehatan 

Cerita yang diberikan Juno jadi trending di Twitter. Warganet juga bertanya-tanya, dapatkah penyembuhannya dibayar dengan BPJS? Dikutip dari Kompas, rupanya penyembuhan pasien corona tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan. Ini ditata dalam Klausal 52 huruf O Ketentuan Presiden Nomor 82/2018. Dalam ketentuan itu, ada pengakuan jika BPJS dilarang jamin service kesehatan karena epidemi. Karena, yang bekerja melakukan ialah pemerintah.

Bagaimana jalur pembayarannya? Pertama, pasien tiba ke rumah sakit yang mempunyai service COVID-19. Lalu ia akan mendapatkan penyembuhan standard dengan gratis yang terbagi dalam administrasi service, layanan dokter, dan fasilitas (kamar serta service di ruangan genting, ruangan rawat inap, ruangan perawatan intens, serta ruangan isolasi).

Kemudian, faksi rumah sakit dapat ajukan klaim pergantian ongkos pada Kementerian Kesehatan RI semenjak 28 Januari yang lalu. Hal itu ditata dalam Ketetapan Menteri Kesehatan Nomor Hk.01.07/menkes/238/2020 Tahun 2020 yang dapat dibaca sedetailnya di sini.

Walau penyembuhan COVID-19 sebetulnya telah ditanggung pemerintah, situasi di atas lapangan rupanya masih susah. Beberapa rumah sakit referensi pemerintah penuh sesak hingga susah terima pasien baru. Kadang birokrasinya susah serta berbelit. Disamping itu, ada banyak orang yang belum mengetahui jika penyembuhan COVID-19 dapat gratis. Karena itu ada banyak orang yang sangsi memeriksa diri ke rumah sakit ditengah-tengah epidemi. Tapi, kita doakan saja agar sarana serta servicenya makin lebih baik. Janganlah lupa menjaga kesehatan ya~

Tinggal di rimba serta senang makan bambu
Share:
Lokasi: Indonesia

Definition List

Unordered List

Support